KOMPAS.com - Mungkin Anda sering mendengar kisah tentang orang yang masih muda namun terkena serangan jantung. Lalu Anda bertanya dalam hati, "dapatkah itu terjadi pada saya?"
Dalam kebanyakan kasus, serangan jantung bukan jatah bagi mereka yang masih muda. Namun betapa pun kecilnya kemungkinan terkena serangan jantung, bukan berarti Anda boleh mengabaikannya. Akan mengalami serangan jantung atau tidak, dalam banyak hal Anda sendiri yang menentukan.
Menurut para ahli, ada tiga cara tes sederhana untuk memprediksi kemungkinan kita terkena serangan jantung. Dokter Anda mungkin akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang rumit untuk mengetahui kondisi kesehatan jantung Anda. Namun ada tiga cara sederhana yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah.
1. Tes tidur
Jawablah pertanyaan ini: Apakah Anda sering mengantuk di siang hari? Bila iya, maka risiko Anda terkena penyakit jantung makin besar. Penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association menyebutkan, waktu tidur yang cukup akan mengurangi risiko penyakit jantung hingga 33 persen.
Saat Anda kurang tidur, tubuh akan melepaskan hormon stres yang bisa menyebabkan pembuluh darah mengerut dan menimbulkan peradangan. Bila Anda sering mengantuk dan lelah di siang hari, bisa jadi kualitas dan kuantitas waktu tidur Anda kurang baik.
2. Tes vitamin D
Rendahnya kadar vitamin D bisa meningkatkan risiko penyakit darah tinggi dan inflamasi pada pembuluh darah. Kadar vitamin D yang cukup pada orang dewasa sekitar 30-40 ng/ml. Untunglah karena tinggal di negara tropis yang kaya akan matahari, risiko kekurangan vitamin D bagi orang Indonesia tak begitu besar.
3. Tes jari
Sel pelapis yang menutup pembuluh darah, termasuk di jari telunjuk, kita terdiri dari lapisan tunggal yang disebut dengan endotel yang berfungsi menghasilkan zat kimia yang memengaruhi fungsi pembuluh darah, misalnya untuk membesar, berkontrasi, mengecil, dan sebagainya. Perubahan pada endotel bisa terlihat bahkan bertahun-tahun sebelum tanda-tanda gangguan jantung muncul.
Karena itu para ahli meyakini kondisi endotel yang prima bisa jadi tolak ukur penyakit jantung dan stroke. Untuk mengujinya, Anda bisa menggetes temperatur jari telunjuk menggunakan detektor suhu dan mengukur tekananan darah dengan manset yang dililitkan di lengan.
Saat manset memompa, aliran darah ke tangan akan berkurang dan suhu jari telunjuk turun. Setelah lima menit, manset dilonggarkan dan aliran darah kembali normal. Makin cepat suhu jari telunjuk naik, makin sehat endotel.
Bila hasil ketiga tes ini menunjukkan Anda berisiko terkena serangan jantung, konsultasikan dengan dokter. Selain itu, Anda juga dapat berusaha mengubah atau mengendalikan risiko ini dengan menjaga tekanan darah, kadar kolesterol, berat badan, dan menghindari rokok.
Rabu, 20 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.