From: Imanuel Leonard
Cukup menarik, karena artikel ini kontra terhadap buku-buku Kiyosaki,
sementara buku-buku tersebut adalah salah satu seri buku favorit saya :D he.
he...
Setelah membaca artikel dibawah ini, saya menemukan berbagai kejanggalan
dalam artikel yang ditulis oleh Y.H. Setiowati ini. Salah satunya, dia
menulis :
Belum pernah ada berita bahwa buku Kiyosaki mampu benar-benar menjadikan
seseorang kaya. Malah sebaliknya, mereka yang menuruti petunjuknya malah
terjerembab dalam lumpur penderitaan bisnis.
Ha...ha...ha... sudah berapa orang yang disurvey nih ? :p
Semakin saya membaca artikel ini, saya menjadi semakin ragu apakah penulis
benar-benar pernah membaca seri buku Rich Dad, dan apakah artikel dibawah
ini adalah hasil analisa hasil membaca buku-buku tersebut. Bahkan kalau
dicermati, artikel ini mirip (terjemahan?) dengan artikel John T. Reed,
seorang aktivis anti Kiyosaki, yang ditulis sekitar tahun 2000. Dalam
artikel yang cukup panjang itu, John Reed memberikan banyak kritik dan
komentar negatif terhadap Kiyosaki. Sementara mengenai John Reed itu sendiri
banyak juga terdapat pertentangan, misalnya pada thread If You Want To See
More About John T. Reed pada Seed of Wisdom.
Kontradiksi tentang Kiyosaki bisa ditemukan juga di berbagai website,
misalnya di HawaiiBusiness serta Wikipedia. Namun di situ pun saya juga
menemukan beberapa ketidakcocokan dengan apa yang pernah saya baca pada seri
buku Rich Dad. Sejauh yang saya baca pada seri buku RichDad, Kiyosaki selalu
menekankan pada bisnis yang legal, dan sangat menentang bisnis yang ilegal.
Misalnya mengenai insider, pada buku Rich Dad's Guide To Investing,
disebutkan bahwa Kiyosaki menggunakan kata “insider” untuk mendefinisikan
investor yang memiliki kontrol manajemen atas operasi-operasi bisnis. Dia
membedakan antara insider trading yang legal dengan yang ilegal, dan sangat
menentang insider trading yang ilegal.
Saya merasa ada banyak ketidakcocokan antara isi artikel dibawah ini dengan
apa yang pernah saya baca pada seri buku Rich Dad. Mengenai siapa si 'ayah
kaya' sebenarnya, saya pun masih penasaran, apakah dia benar-benar ada ?
Namun terlepas dari fakta ada atau tidaknya, saya akan tetap menempatkan
seri buku Rich Dad ke dalam jajaran buku yang saya rekomendasikan untuk
dibaca. They are inspiring books ;)
Untuk membuktikan kebenaran atas tuduhan artikel ini, saya menyarankan untuk
membandingkannya dengan membaca seri buku Rich Dad terlebih dahulu, paling
tidak dari lima seri buku berikut ini:
1. Rich Dad Poor Dad
2. The Cashflow Quadrant
3. Guide To Investing
4. Rich Kid Smart Kid
5. Retire Young Retire Rich
----- Original Message -----
From: adejahja
To: noele
Sent: Tuesday, August 23, 2005 1:44 AM
Subject: Kiyosaki dan Mitos Rich Dad
Jawa Pos, Minggu, 08 Mei 2005
Kiyosaki dan Mitos Rich Dad
Oleh Y.H. Setiowati*
Siapa yang tak kenal Robert T. Kiyosaki, dengan
bukunya Rich Dad Poor
Dad yang fenomenal itu? Kini dia tak hanya dikenal
sebagai seorang
penulis buku laris lagi, dia adalah mahaguru bisnis.
Tiket untuk
menghadiri seminarnya jutaan rupiah, kaset dan CD-nya
juga bisa mudah
didapat lewat paket dengan harga yang lumayan mahal.
Sugesti Kiyosaki
memang luar biasa. Dia melompat jauh dari seorang
penulis menjadi
penceramah yang paling dicari setiap orang yang ingin
kaya.
Semua buku-buku Kiyosaki menjadi rujukan utama mereka
yang hendak
memulai atau mengembangkan bisnisnya. Mulai dari real
estate, multi
level marketing (MLM), dan berbagai bisnis lain. Isi
semua bukunya
hampir seragam, yaitu berupa panduan praktis tentang
uang, dan
bagaimana melipatgandakannya. Slogan-slogannya begitu
sederhana, mudah
dimengerti, enak dibaca, tanpa memerlukan pemikiran
yang mengerutkan
dahi.
Hanya saja, yang seringkali dilupakan orang pada
Kiyosaki adalah, pada
dasarnya ia "cuma" seorang penulis buku, bukan
pebisnis. Kalau kita
cari namanya, sebelum dia menulis buku-bukunya, di
dunia bisnis
Amerika, kita tak akan menemukannya. Nama Kiyosaki
baru dikenal ketika
buku-bukunya meledak di pasaran. Ia tidak pernah
tercatat sukses
sebagai pebisnis dulu baru kemudian menulis buku.
Tapi, setelah
buku-bukunya meledak di pasaranlah baru dirinya
ditasbihkan sebagai
guru bisnis.
Katakanlah dengan cara lain, bila ada sebuah buku
tentang Rockefeller,
Howard Hughes, atau Jack Welch, bisa kita pastikan itu
adalah buku
tentang kisah sukses mereka. Ketiganya adalah
konglomerat dan manajer
yang luar biasa sukses, yang kiat-kiat, pengetahuan
dan kepiawiannya
sudah teruji dalam dunia bisnis. Maka mempelajari buku
mereka sama
dengan melihat jejak perjuangan bisnis mereka.
Sementara kalau kita
membaca buku Kiyosaki, kita hanya meraba-raba siapa
dia sebenarnya
sebelum menjadi penulis buku sukses itu. Sebab,
sebagai "orang bisnis"
dia sama sekali "tak dikenal."
Jadi, seandainya Anda seorang pebisnis yang baru akan
memulai usaha,
dan mencari seorang penasihat agar tidak tersesat di
jalan, siapakah
yang akan Anda temui? Seorang yang sudah terbukti
sukses atau seorang
yang belum saya kenal reputasinya, tetapi pintar
bicara dan menulis
tentang topik bisnis? Tentu saja saya harus
pintar-pintar membedakan
antara orang yang pintar menulis buku bisnis dan orang
yang sukses
dalam bisnis itu sendiri.
Bagaimana dengan Kiyosaki? Yang kita tahu,
buku-bukunya bukanlah buku
fiksi, karena ia berdasarkan pengalaman hidup Robert
T. Kiyosaki yang
menggambarkan kesuksesannya, sejak ia masih
kanak-kanak. Menurut
kisahnya di Rich Dad Poor Dad, Kiyosaki belajar bisnis
dengan
mencermati dua sosok ayah yang sangat berbeda
karakter. Yang satu ayah
yang berkarakter konglomerat dan yang satu ayah yang
berkarakter
birokrat. Karena masuk dalam kategori nonfiksi itulah,
banyak
pembacanya yang percaya dan meyakini sepenuhnya apa
yang ditulis
Kiyosaki.
Ayah kandung Robert adalah Ralph H. Kiyosaki, seorang
peraih gelar Ph
D yang berkarir di dunia pendidikan dan menjadi kepala
departemen
pendidikan di Hawaii. Dialah yang kemudian disebut
sebagai Poor Dad
dalam buku-buku Robert. Sedangkan ayah dari seorang
teman bermainnya,
Mike, yang disebut-sebutnya sebagai tetangga sebelah
rumahnya, adalah
seorang miliarder yang pengusaha sukses, berjiwa
konglomerat.
Rich Dad Poor Dad adalah best-seller yang begitu laris
manis bak
kacang goreng dan terjual hingga lebih dari 8 juta
copy. Ini membuat
sang pengarang laris diundang ke berbagai seminar
untuk memberi
nasihat kepada para pebisnis tentang prinsip yang
tertuang dalam
slogan: "Jangan bekerja untuk uang; biarkanlah uang
yang bekerja
untukmu." Padahal kalau pun dipaksa diterapkan, itu
hanya akan berlaku
bagi mereka yang telah berduit banyak, dan tak pernah
ada bukti
konkret keberhasilannya.
Kiyosaki berbicara laiknya seorang politisi. Itu
terlihat dari
frasa-frasa yang dipakainya seperti "yang kaya" dan
"yang miskin". Dia
tak sadar frasa-frasa itu tak pernah ada dalam dunia
bisnis, tetapi
secara eksklusif adalah kosa kata para politisi
gerakan kiri, atau
para politisi semu.
Majalah bisnis Smart Money pernah memuat detail kisah
hidup Robert T.
Kiyosaki. Ditulis di situ, Kiyosaki itu ibarat bunglon
yang mampu
mengubah pidatonya secara radikal untuk meyakinkan
pendengarnya.
Kepada pendengar yang religius, dia menjelma sebagai
sosok pendeta.
Kepada para pebisnis, dia mengatakan dirinya sebagai
seorang marinir
dan veteran perang. Kepada para distributor Amway, dia
adalah seorang
MLM, dan seterusnya. Dia berbicara apa yang diinginkan
oleh pendengar
agar ia selalu didengar.
Buku Rich Dad Poor Dad menjadi best-seller sejak
pertemuannya dengan
seorang distributor Amway, yang kemudian mempromosikan
dan mewajibkan
kepada downline-nya sehingga bisa meraup keuntungan
baik dari pihak
distributor maupun dari Kiyosaki sendiri. Selain itu,
belum pernah ada
berita bahwa buku Kiyosaki mampu benar-benar
menjadikan seseorang
kaya. Malah sebaliknya, mereka yang menuruti
petunjuknya malah
terjerembab dalam lumpur penderitaan bisnis.
Memang, di kemudian hari, setelah serangan terhadap
Kiyosaki semakin
gencar, ia meluncurkan sebuah buku yang katanya berisi
kisah-kisah
sukses yang berpedoman pada Rich Dad. Namun kalau
diteliti lebih jauh,
kisah-kisah itu tampak janggal. Juga seringkali
bisnisnya tak ada
hubungan dengan apa yang ditulis Kiyosaki dalam
bukunya. Kalau toh ada
yang kaya, itu disebabkan usaha mandiri mereka, bukan
karena buku
Kiyosaki.
Seseorang bisa menjadi kaya, namun tidak semudah
seperti apa yang
dikatakan Kiyosaki. Apalagi, dia begitu menghina
pendidikan. Padahal
semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin panjang
umur, jarang
bercerai, dan semakin sehat dia. Apa yang dikatakan
Kiyosaki
seringkali tidaklah berkaki di dunia nyata.
Banyak hal dalam diri Kiyosaki yang tidak pernah
diungkapkan secara
gamblang kepada publik. Dia hanya memberikan
jawaban-jawaban yang
tidak spesifik dan ambigu atas berbagai pertanyaan
seputar kehidupan
pribadinya. Misalnya, soal kekayaannya, dan kisah
hidupnya yang penuh
kebangkrutan di tahun 80-an. Dia juga tak menjelaskan
di mana sang
Rich Dad, berapa banyak kekayaannya, benarkah Rich Dad
sangat
berpengaruh dalam hidupnya sejak kanak-kanak? Namun,
begitu bagus
Kiyosaki menulis, begitu enak dibaca sehingga tanpa
sadar kita
terhipnotis. Dia telah terstigma sebagai begawan dalam
dunia bisnis
yang omongannya adalah sebuah postulat.
Menyimak catatan Kiyosaki sendiri, kita akan menemukan
beberapa
kontradiksi dari apa yang Kiyosaki katakan dulu dan
sekarang. Tahun
1992, Kiyosaki menulis sebuah buku If You Want to be
Rich and Happy,
Don't Go To School? Buku ini ia dedikasikan kepada
Ralph H. Kiyosaki,
seorang mantan instruktur pendidikan, sang ayah
kandung. Kiyosaki
menyebut dia sebagai guru terbaik yang pernah
dimilikinya. Ayah
kandungnya inilah yang kemudian ia sebut sebagai Poor
Dad. Tapi buku
Rich Dad Poor Dad, yang terbit di tahun 1997, sangat
jelas mengatakan
bahwa Rich Dad (ayah Mike) adalah satu-satunya guru
yang pernah ia
miliki.
Bisa jadi Rich Dad adalah ayah kedua yang pernah dia
miliki. Tapi,
sebenarnya, buku di tahun 1992 itu, juga menyebutkan
bahwa guru
terbaik keduanya adalah F. Marshal Thurber. Jadi,
mungkin Rich Dad
adalah yang ketiga. Ternyata tidak, di buku yang
terbit 1992 itu, di
bagian acknowledgment, tercantum 111 nama, dan tidak
satu pun yang
muncul sebagai Rich Dad.
Sedikit mengingatkan, dalam buku Rich Dad Poor Dad,
1997, Rich Dad
merupakan buku utama yang menggambarkan kehidupan
Kiyosaki sejak tahun
1955, ketika dia berusia sembilan tahun. Jadi, di mana
sesungguhnya
Rich Dad di tahun 1992 ketika Kiyosaki begitu tekun
mengidentifikasi
orang-orang yang bermakna dalam hidupnya?
Ketika ditanya di manakah sang Rich Dad oleh Smart
Money, anehnya
Kiyosaki mengatakan dia telah meninggal dunia di tahun
1992. Tapi
kemudian diralatnya lagi bahwa Rich Dad masih hidup,
dan menjadi
seorang penyendiri yang sakit-sakitan. Jadi, bagaimana
Kiyosaki
mempertanggungjawabkan trademark Rich Dad Poor Dad
kepada orang yang
sebenarnya tidak pernah ada? []
*) Penulis adalah editor pada sebuah penerbit.
Selasa, 12 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.