JAKARTA, KOMPAS.com - Sering kita menyangka batuk hanyalah gejala masuk angin biasa. Padahal, ada banyak penyakit yang bisa ditandai oleh batuk. Sebab itu, waspadai jika beberapa kondisi berikut menyertai batuk Anda.
* Bila dahak berubah kental, kecokelatan, atau kehijauan.
* Bila batuk berlangsung terus-menerus selama lebih dua minggu dan tak kunjung membaik.
* Bila batuk disertai gejala lain seperti bunyi mendesah, napas tersengal dan berbunyi, rasa sakit dan tertekan di dada (nyeri dada).
* Bila Anda banyak berdahak yang diikuti demam, dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celsius.
* Batuk yang disertai penurunan berat badan.
Berwarna putih atau gelap
Dahak atau lendir yang kadang menyertai batuk bisa berasal dari rongga hidung, rongga tulang muka (sinus), atau paru-paru. Ada beberapa warna lendir yang bisa dijadikan patokan untuk menentukan apakah batuk Anda cukup parah atau tidak.
* Dahak berwarna putih jernih. Berarti tidak ada penyakit berbahaya dalam tubuh Anda.
* Berwarna putih dan berbuih. Ini akibat mengisap rokok dalam jangka waktu lama.
* Berwarna hijau atau cokelat. Menunjukkan adanya infeksi paru-paru, seperti bronkitis dan pneumonia. Umumnya disebabkan oleh bakteri.
* Bercampur darah atau berwarna gelap seperti karat. Menunjukkan adanya penyakit serius, misalnya kanker dan TBC.
Produktifkah Batuk Anda?
Ada dua jenis batuk, yakni produktif dan tidak produktif.
* Batuk produktif disebut batuk berdahak. Dahak berguna untuk membersihkan saluran napas secara alami. Dahak harus dikeluarkan, bukannya malah ditelan.
* Dahak di tenggorokan biasanya muncul sebagai akibat adanya infeksi saluran napas, antara lain karena influenza, bronkitis, radang paru, dan sebagainya. Batuk berdahak juga dapat terjadi karena saluran napas peka terhadap paparan debu, polusi udara, asap rokok, dan kelembaban yang berlebihan.
* Batuk tidak produktif disebut juga batuk tidak berdahak. Pada batuk jenis ini tenggorokan akan terasa gatal, kering, dan nyeri. Batuk ini terjadi bila tidak ada sekresi saluran napas atau iritasi pada tenggorokan, yang menimbulkan sakit.
Sesuai jenisnya, obat batuk dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1. Obat batuk ekspektoran (pengencer dahak). Berguna untuk mengatasi batuk berdahak karena kerjanya merangsang dan memudahkan pengeluaran dahak atau lendir. Zat ekspektoran berfungsi untuk meningkatkan aliran cairan normal tenggorokan dan membantu meringankan rasa sakit.
2. Obat batuk antitusif (penekan batuk). Penekan batuk beraksi pada pusat pengendali batuk di bagian otak yang disebut medulla, atau di pusat iritasi di tenggorokan, yang membuat diaktifkannya pusat batuk. Obat ini digunakan untuk batuk tidak berdahak. Biasanya tersedia dalam bentuk cair dan padat.
Dr. Mita, spesialis paru dari RSPAD Gatot Subroto menyebutkan, jenis-jenis obat batuk ini bisa diminum tanpa resep dokter. Meski begitu, aturan pakainya harus tetap diperhatikan. Untuk jenis yang lebih kuat biasanya harus dengan resep dokter.
Jangan salah memilih obat batuk. Bila batuk salah diobati, misalnya batuk kering diberi obat batuk berdahak, malah batuknya tidak akan mereda. “Justru saluran napas terangsang mengeluarkan dahak terus. Padahal, batuk kering disebabkan oleh iritasi,” kata Dr. Mita.
Bila batuk tidak diobati, bisa menyebabkan pecahnya kantong udara dalam paru, sehingga paru-paru kempes dan membuat napas sesak, jahitan bekas operasi bisa lepas, hernia atau keluarnya usus dari tempat yang semestinya bisa terjadi. Bagi wanita lanjut usia yang melahirkan banyak anak, bisa mengalami prolaps uteri (keluarnya kandungan dari tempat yang semestinya). @abd
Kamis, 21 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.