Sepak terjang Bakrie & Brothers (BNBR) belakangan membuat bingung dan kecewa para pemegang saham minoritas. Berikut merupakan beberapa fakta penting tentang emiten berkode saham BNBR itu.
* Bakrie & Brothers memiliki saham di PT Bumi Resources, PT Bakrie Sumatera Plantations, PT Bakrieland Development, PT Energi Mega Persada, dan PT Bakrie Telecom.
* Grup Bakrie didirikan tahun 1942 oleh Achmad Bakrie, ayah Menko Kesra Aburizal Bakrie.
* Pada tahun 1997-1998, seperti halnya perusahaan lokal lain, Bakrie dinyatakan gagal bayar (default) atas utangnya. Pada 2001, BNBR merestrukturisasi utangnya sebesar 1,2 miliar dollar AS dengan menukarkannya atas sejumlah saham perusahaan.
* Tahun 2001, anak usaha BNBR, yakni PT Bumi Resources, membeli 80 persen saham PT Arutmin Indonesia dari BHP Billiton dengan nilai 148 juta. dollar AS. Bumi juga membeli PT Kaltim Prima Coal dari BP dan Rio Tinto senilai 500 juta dollar AS pada 2003.
* Tahun 2006, musibah lumpur Lapindo muncul di sebuah kota dekat Surabaya. Para analis dan ahli mengatakan, lumpur tersebut diakibatkan oleh pengeboran tanah yang dilakukan oleh perusahaan milik keluarga Bakrie. Meski demikian, Grup Bakrie menyangkalnya dan menolak bertanggung jawab. Mereka mengatakan, lumpur tersebut terjadi akibat gempa bumi.
* Lumpur tersebut menyebabkan 12 desa terendam lumpur dan sekitar 50.000 orang diungsikan dari tempat tinggalnya. Akibatnya, pemerintah mengharuskan PT Lapindo Brantas membayar ganti rugi kepada korban lumpur senilai Rp 3,8 triliun sebagai kompensasi bagi para korban.
* 2008, BNBR mengonsolidasikan bisnis keluarga Bakrie dengan membeli saham keluarga di Bumi, Bakrieland dan Bakrie Sumatera senilai 5,6 miliar dollar AS yang didapat dari penerbitan saham baru.
* Bumi juga mengakuisisi saham mayoritas perusahaan tambang asal Australia Herald Resources senilai 547 juta dollar AS.
* Kemudian, Bakrie & Brothers meminjam dana sebesar 1,1 miliar dollar AS dari Oddickson. Selain itu Bakrie juga mencari pinjaman dari JPMorgan dan ICICI India dengan masing-masing pinjaman sebesar 150 juta dollar AS. Sebagai jaminannya, Bakrie menggadaikan sejumlah saham Bumi, Energi, Bakrieland, Bakrie Sumatera dan Bakrie Telecom.
* Tepat pada 28 November 2008, Northstar Pacific membeli sekitar 575 juta dollar AS utang Bakrie & Brothers kepada Oddickson. Sebulan kemudian, Bakrie & Brothers dan Northstar membentuk usaha patungan yang mengontrol 21,4 persen saham Bumi.
* Pada Januari 2009, sesaat setelah dilakukannya restrukturisasi utang, Bumi mengakuisisi tiga perusahaan tambang, yaitu PT Darma Henwa Tbk, PT Fajar Bumi Sakti, dan PT Pendopo Energi Batubara, dengan total nilai lebih dari Rp 6 triliun atau 540 juta dollar AS.
* Langkah ini membuat pemegang saham minoritas berang dan mempertanyakan langkah yang mereka ambil.
* Pada 16 Januari, saham Bumi anjlok ke level Rp 385 dari harga tertingginya pada Juni 2008 sebesar Rp 8.750. Adanya penurunan tersebut menimbulkan pertanyaan lain mengenai keputusan Bakrie pada Oktober 2008 yang berniat melakukan program buy back, di mana investor akan mendapatkan bayaran sebesar Rp 2.150 per saham.
* Investor minoritas juga mempertanyakan penggunaan dana perusahaan untuk membeli kembali saham pada harga lima kali lebih tinggi dibanding harga pembukaan pasar. (Kontan)
sumber: Barratut Taqiyyah, kompas.com
Selasa, 12 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.