Di tengah ramainya membicarakan reformasi dan globalisasi, marilah kita juga ikut prihatin dengan maraknya perkelahian pelajar, masalah narkoba, dan terutama kecenderungan anak-anak didik kita kurang menghormati bapak/ibu guru, maupun kadang-kadang kepada kedua orang tuanya, maka pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah masih kita anggap penting, Oleh karena itu perlu disampaikan melalui integrasi pada semua bidang studi.
Inilah PR yang panjang bagi para pemikir bangsa ini untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi krisis moral para pelajar sekarang. Mencermati fenomena bangsa yang sedang dilanda krisis dan mulai menghirup udara demokrasi, maka reformasi di bidang pendidikan harus melibatkan semua komponen pendukungnya baik siswa, guru, sekolah, maupun manajemen pengelolanya.
Oleh sebab itu siswa, guru, sekolah, birokrat, orang tua, seluruh lapisan masyarakat harus bahu membahu bekerja keras untuk meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan, sehingga menghasilkan SDM yang berpengetahuan, terampil, sehat jasmani dan rohani, kreatif, inovatif, dan berbudi pekerti. Untuk itu lembaga pendidikan menempati posisi strategis, sebab baik buruknya bangsa ini tercermin dari hasil pendidikan sebelumnya. Kiranya sangat tepat dan ideal bila mulai sekarang dimasukkan mata pelajaran budi pekerti yang bertujuan untuk menciptakan moral pelajar yang lebih baik.
Mengenai pelajaran budi pekerti ini, dulu pernah ada, dan masih membekas dalam diri pelajar yang pernah mengalaminya. Misalnya untuk kelas I Sekolah Dasar, pelajar diajari bagaimana cara memegang pensil yang baik sehingga tulisannya menjadi rapi, baik, dan dapat terbaca. Kuku-kuku siswa selalu dilihat oleh guru, bila terlalu panjang langsung diberi sangsi, rambutnya yang panjang langsung dipotong. Kerapian setiap hari diperhatikan, dan seterusnya. Semuanya dilakukan secara terus menerus tanpa mengganggu jalannya proses belajar. Bahkan, setiap minggu diadakannya razia terhadap siswa didalam kelas, tampaknya fungsi control dan pemberian sangsi langsung lebih dikedepankan sehingga anak selalu mengingat bahwa yang ini baik dan yang itu tidak baik. Di sinilah kunci pelajaran budi pekerti yaitu fungsi kontrol sejak anak usia dini.
Sekarang ini yang periu dipikirkan bersama adalah mekanisme kontrol bagaimana yang efektif untuk diterapkan pada saat ini. Maraknya tawuran pelajar yang brutal, keras dan anarkis tak luput dari lepasnya fungsi kontrol sekolah terhadap budi pekerti siswanya. Pentingnya pendidikan budi pekerti terhadap anak didik kita juga didasarkan pada pentingnya iman, akhlaq dan moral. Hal ini penting sekali dalam kehidupan anak-anak didik kita terutama yang berkaitan dengan agama, setiap agama pasti mendidik agar anak-anak kita selalu bermoral baik dalam segala hal (tingkah laku).
Terkait dengan pelajaran budi pekerti ini, sebenamya telah banyak pelajaran yang diajarkan disekolah yang menitik beratkan pada etika moral dan adab yang santun seperti pendidikan Agama, PPKN, dan BK (bimbingan konseling). Tetapi itu semua telah terbukti tidak mampu membentuk budi pekerti yang baik. Karena titik berat pada pelajaran ini hanya pada nilai saja, bukan pada perilaku para siswa dalam keseharian, Oleh karena itu, apabila pelajaran budi pekerti benar-benar diterapkan di sekolah, maka disini memberikan beberapa alternatif pemikiran yang perlu dipikirkan sebagai sumbangsih, diantaranya :
* Penilaian harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan mempunyai kekuatan mengikat (dijadikan pertimbangan kenaikan kelas dan kelulusan) yang didasarkan pada kondisi obyektif pelajar bukan hasil menjawab pertanyaan.
* Selalu ada fimgsi kontrol yang terus menerus terhadap perilaku siswa.
* Sekolah harus bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran yang terkait dengan budi pekerti, dan
* Guru juga harus mampu menjadi suri teladan yang baik kepada siswanya.
Dengan demikian dari deskripsi di atas, pendidikan budi pekerti di sekolah masih sangat penting untuk diterapkan sebagai salah satu terapi dekadensi moral pelajar yang nantinya dapat menghancur leburkan tawuran, kekerasan, dan sifat anarki guna tercipta generasi atau pelajar beretika moral yang baik dan berbudi pekerti luhur.
Sumber: stmstrada.sch.id
Sabtu, 16 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.