VIVAnews - Selain makanan, air juga merupakan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif. Namun terkadang banyak orang sering melupakan kebutuhan air sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, padahal pangan tidak hanya meliputi makanan tetapi juga minuman.
Akibat sering diabaikannya pemenuhan kebutuhan air minum, banyak orang tanpa sadar mengalami dehidrasi yang menyebabkan masalah negatif terhadap kesehatan. Bahkan dehidrasi yang dialami telah mencapai tingkat ringan kronis yang menyebabkan fungsi kerja tubuh tidak berjalan secara normal. Hal inilah yang seringkali membuat energi tubuh terasa terkuras dan kelelahan.
“Air merupakan zat gizi penting bagi tubuh, karena hampir semua proses metabolisme dan sistem dalam tubuh membutuhkan air,” kata Ketua PP Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, dr Rachmi Untoro dalam Konfrensi Pers Simposium “Hydration and Health” di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu 21 Maret 2010.
Rachmi mengatakan, dalam sehari bagi orang dewasa membutuhkan air lebih dari dua liter per hari sebagai pemenuhan syarat zat gizi yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, terutama untuk mengatur proses kehidupan.
Namun, terkadang banyak orang tidak sadar bahwa dirinya mengalami dehidrasi. Untuk mencegah terjadinya dehidrasi, saat ini ada cara praktis untuk mengetahui apakah Anda mengalami dehidrasi atau tidak. Cara mudah untuk mengetahui status hidrasi seseorang hanya dengan mengecek warna urine yang dikeluarkan, cara ini telah direkomendasikan oleh PDGMI dan telah diberinama PURI (pemerikasaan urine sendiri).
Bila urine berwarna kuning pucat dan tidak berbau seperti warna lemonade encer, menunjukkan status hidrasi yang baik. Tetapi bila urine berwarna oranye-kuning, seperti jus apel dengan bau yang menyengat, ini menunjukkan perlunya minum lebih banyak agar cairan dalam tubuh tetap seimbang.
Berikut panduan untuk Anda cara melakukan PURI untuk mengeceh tingkat hidrasi:
1. Semua jenis urine dapat digunakan, asal bukan urine pagi saat bangun tidur
2.Paling ideal gunakan mid-stream urine, yaitu urine yang keluar di pertengahan saat kita berkemih
3. Tampung urine dalam jumlah secukupnya di tempat yang bersih dan berwarna putih bening, kemudian bandingkan warna urine tersebut dengan grafik warna sesuai poster dan stiker yang dibagikan PDGMI
4. Lakukan perbandingan warna dibawah sinar lampu neon atau sinar matahari. Hindarkan memeriksa urine ini dibawah sinar lampu berwarna kuning atau warna lainnya karena bisa membuat pemeriksaan menjadi bias
5. Jangan lupa warna urine juga dipengaruhi oleh obat-obatan atau pun diet tertentu
“PURI ini dikembangkan oleh Prof. Amstrong ahli kedokteran olahraga dari Amerika Serikat. Penemuan ini telah digunakan dalam beberapa event besar olahraga seperti Olimpiade di Beijing dan Athena,” kata Rachmi.
Senin, 22 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.