Date: Mon, 8 Jun 1998 17:40:07 +0100
From: RNW berita list manager
Reply-To: berita-request@RNW.NL
To: BERITA@RNW.NL
Subject: Warta Berita - Radio Nederland, 08 June 1998
* PEMERKOSAAN PEREMPUAN ETNIS CINA DI JAKARTA.
Etnis Cina dan perempuan adalah target paling lemah dan mudah dituju.
Puluhan atau bahkan mungkin ratusan perempuan etnis Cina menjadi korban
pelecehan seksual dan perkosaan yang terjadi ketika rumah-rumah atau
toko-toko mereka dibakar dan dijarah pada tanggal 13 dan 14 Mei dulu di
Jakarta. Begitu biadabnya para pelaku seolah mereka sudah tidak memiliki
rasa perikemanusian sedikitpun.
Para korban, tidak saja dilecehkan atau diperkosa, tapi ada pula yang
dicekik dan dibunuh. Sebagian korban mengalami gangguan jiwa sangat
serius. Mengingat para korban sangat trauma dan ketakutan untuk
mengungkapkan peristiwa yang menimpa mereka, maka para relawan bersikap
pro aktif, dengan mencari para korban, mengunjungi rumah sakit dan
membuka hotline. Sejauh ini, tim sudah mengidentifikasi sekitar 50
kasus.
Setiap harinya, sekitar dua puluh lima perempuan menilpun hotline
tersebut. Berikut sejumlah kasus pelecehan seksual dan perkosaan yang
telah diidentifikasi oleh Divisi Perempuan, yaitu kelompok relawan dari
berbagai LSM yang peduli terhadap nasib korban, dituturkan oleh
koordinatornya Ita Nadia.
Ketika para pegawai pulang naik bis didalam bis, penumpang di pilah-
pilah. Para penumpang Cina disuruh turun, disuruh membuka baju, dan
kemudian disuruh jalan berbaris. Mereka digiring ke padang ilalang
dipinggir jalan dan di pilah-pilah lagi. Yang berparas cantik diperkosa.
Sedangkan yang berparas tidak begitu cantik disuruh berjalan telanjang.
Modus berikutnya, perempuan-perempuan Cina secara ramai-ramai
ditelanjangi dijalan raya, kemudian tubuhnya digerayangi. Kami menemukan
putingnya ada yang sobek dan seluruh badan memar. Ada lagi pegawai bank.
Sebanyak sepuluh orang memasuki bank dan menutup bank tersebut. Para
pegawai Cina disuruh menari-nari dengan telanjang. Kemudian ada tiga
anak gadis dari keluarga Cina miskin yang diperkosa. Mereka berumur 10
sampai delapan belas tahun, diperkosa oleh tujuh orang disebuah tempat
di Jakarta Utara/Barat.
Yang berikutnya adalah sebuah keluarga yang kebetulan kakak perempuan
para korban mengaku kepada Ita Nadia bahwa dua adik perempuannya
diperkosa di lantai tiga rumah mereka oleh tujuh orang pula. Setelah
diperkosa, dua adik perempuan itu didorong ke lantai dua dan satu dimana
api telah berkobar, sehingga dua adik tersebut meninggal. Itu beberapa
kasus. Kasus-kasus lain, mereka biasanya diperkosa, kemudian dicekik.
Tetapi ada juga yang ketika diperkosa, korban kemudian membunuh diri.
Para korban ini tidak hanya diperkosa di vagina tetapi juga di dubur dan
diikuti pula dengan pengrusakan vagina. Itu dilakukan secara sistematis
karena tidak dilakukan oleh orang biasa. Secara politis, saya mau bilang
bahwa ini adalah perbuatan untuk menunjukkan "kalau kamu menuntut
reformasi dan demokrasi, ini adalah bagian yang harus kamu bayar. Dan
bagian yang harus kamu bayar adalah mengorbankan etnis Cina, dalam hal
ini adalah perempuan sebagai target untuk membangun sebuah teror atau
ketakutan di masyarakat untuk mengintimidasi masayarakat. Jadi
dipilihlah etnis Cina dan perempuan dan non muslim karena merekalah yang
paling lemah".
Tim relawan untuk kemanusian Divisi Perempuan sesungguhnya adalah tim
relawan untuk kemanusiaan yang lebih besar, yang dipimpin Romo
Sandyawan. Tim sudah melakukan identifikasi korban-korban kerusuhan yang
jumlahnya mencapai 1333. Sekarang, kami sungguh-sungguh sangat marah
karena perempuan dijadikan target atau obyek untuk mengintimidasi
masyarakat lewat kekerasan seksual. Ini adalah state violence.
RADIO NEDERLAND : Pesan apa yang ingin anda sampaikan kepada korban yang
sampai saat ini belum atau tidak berani mengungkapkan apa yang menimpa
dirinya.
ITA NADIA : Tolong, jangan takut karena membuka kebisuan adalah
membangun kesadaran. Breaking the silence. Para korban bisa langsung
menelpon nomor hotline, yaitu 021-790 2109 atau 021-790 2112. Kami akan
menjaga kerahasiaan baik para korban maupun informan. Sedangkan untuk
masyarakat luar negri, berilah dukungan. Dukungan dalam arti berkampanye
untuk mengutuk perbuatan ini. Bagaimanapun juga, mereka telah
didiskriminasi, secara politik didiskriminasi sebelumnya oleh pemerintah
dan sekarang mereka dikorbankan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.